Kak Ali menjelaskan bahwa hal yang tidak kalah pentingnya adalah pengetahuan sosial kita atau pengetahuan cara bergaul dan cara menilai bagaimana tim kita bekerja dan berkomunikasi.
Cara kita berkomunikasi dengan seorang direktur akan berbeda dengan cara kita berkomunikasi dengan seorang kasir. Cara kita berkomunikasi dengan seseorang office boy akan berbeda dengan cara kita berkomunikasi dengan seorang presiden atau dengan seorang gubernur. Begitu pula cara kita berkomunikasi dengan klien.
Untuk semua itu, skill komunikasi harus dimiliki. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, diharapkan tujuan yang kita inginkan bisa tercapai.
Tujuannya apa? Yang paling penting adalah kita bisa mengobservasi bagaimana tim kita di sebuah perusahaan dapat menyelesaikan masalahnya masing-masing. Dengan begitu, ketika suatu masalah terjadi, kita bisa berharap atau memercayakan pada mereka yang ahli. Kita juga dapat mengetahui bagaimana tim/orang itu akan menyelesaikan masalahnya. Kita mampu mengidentifikasi apa yang dia bisa dan apa yang dia tidak bisa sehingga kita bisa memberi support dari divisi lain atau langsung kita sendiri sebagai pribadi.
Ini adalah pengenalan potensi dan skill dari setiap tim di perusahaan kita. Dengan demikian, kita tidak perlu bekerja terlalu keras dalam menyelesaikan semuanya sendiri. Kita juga tidak bisa bekerja terlalu lembek dan memberikan seluruh kuasa atau wewenang kepada seluruh tim yang ada. Namun, kita harus bekerja cerdas, mana yang menjadi bagian si A dan mana yang menjadi bagian si B. Bagaimana dan apa yang menjadi bagian si C serta apa yang menjadi bagian kita sebagai pengambil keputusan.